Rabu, 30 Oktober 2013

Daftar Harga Gamelan Jawa



Kami melayani pembelian satu set gamelan dengan 3 bahan utama (perunggu, kuningan, besi) kualitas terbaik. Hubungi kami segera di 08892615632.

Satu Set Gamelan terdiri atas :

1 GENDER BARUNG 3 RANCAK
2 GENDER PENERUS 3 RANCAK
3 SLENTHEM 2 RANCAK
4 DEMUNG 4 RANCAK
5 SARON BARUNG 6 RANCAK
6 PEKING 2 RANCAK
7 BONANG BARUNG 2 RANCAK
8 BONANG PENERUS 2 RANCAK
9 KENONG 11 BUAH
10 KETHUK KEMPYANG 4 BUAH
11 KEMPUL 10 BUAH
12 SUWUKAN 3 BUAH
13 GONG BESAR 2 BUAH
14 GAMBANG 2 RANCAK
15 SITER PEKING 1 BIJI
16 REBAB 2 BUAH
17 SULING 2 BIJI
18 KENDANG 3 BIJI
19 KETIPUNG 1 BIJI
20 TABUH 1 KOTAK



Gamelan Perunggu :
  • Rp .865.000.000,00
Gamelan Kuningan :
  • Rp 630.000.000,00
Gamelan Besi :
  • Rp 297.000.000,00 

Hubungi kami segera jika anda berminat memiliki satu set gamelan dengan kualitas terbaik.


Produksi Gamelan Terbaik










Jenis Gamelan Jawa

PERANGKAT GAMELAN JAWA



Gamelan Jawa sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua laras (tangga nada / titi nada), yaitu Slendro dan Pelog. Menurut mitologi Jawa, Gamelan Slendro lebih tua usianya daripada Gamelan Pelog. Slendro memiliki 5 (lima) nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 (C- D E+ G A) dengan interval yang sama atau kalau pun berbeda perbedaan intervalnya sangat kecil. Pelog memiliki 7 (tujuh) nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 (C+ D E- F# G# A B) dengan perbedaan interval yang besar.

Gamelan dapat dimainkan sebagai sebuah pertunjukkan musik tersendiri maupun pengiring tarian atau seni pertunjukkan seperti Wayang Kulit dan Ketoprak. Sebagai sebuah pertunjukkan tersendiri, musik Gamelan biasanya dipadukan dengan suara para penyanyi (penyanyi pria disebut wiraswara dan penyanyi wanita disebut waranggana).
Dalam masyarakat Jawa, orkestra musik Gamelan biasanya disebut “Karawitan”. Berasal dari kata “rawit” yang berarti rumit, halus, kecil. Mengapa disebut demikian? Karena memainkan Karawitan memang tidak sekedar berfokus pada bunyi yang dihasilkan oleh alat musik, tapi juga harus dapat memahami kedalaman makna dari musik yang sedang dimainkan tersebut.Mengingat bahwa semua gendhing yang diciptakan berkorelasi dengan kehidupan manusia sehari-hari, misalnya: ada Gendhing yang merujuk pada keselamatan, ucapan syukur, permintaan, permohonan, dan sebagainya. Dengan memahami kedalaman tersebut maka sang pemain Gamelan dituntut untuk tidak memainkan alat-alat musik sekehendak hatinya, tetapi selalu berdasarkan konteks yang ada. Inilah sebabnya mengapa memainkan Gamelan seringkali dianggap “rumit”.
Seperangkat Gamelan biasanya terdiri dari beberapa alat musik. Dalam sebuah Karawitan biasanya terdapat minimal 15 instrumen yang berbeda. Alat-alat musik tersebut ada yang terbuat dari logam, besi, perunggu, kayu, bambu, dan kulit binatang.
Pada umumnya alat-alat musik yang terdapat dalam perangkat Gamelan terdiri dari:
1. Counter-Melody, adalah alat-alat musik yangterdiri atas:
Gambang, adalah alat yang menyerupai instrument metallophone, tetapi bilah-bilahnya terbuat dari kayu atau tembaga.
Suling, adalah alat musik tiup yang biasanya terbuat dari bambu. Dibedakan atas dua tipe: 1) suling dengan lima lubang (finger-holes) untuk laras Pelog; 2) suling dengan empat lubang untuk laras slendro
Rebab, adalah alat musik gesek yang dapat menghasilkan suara cukup keras
Siter atau Celempung, adalah alat petik sejenis gitar tetapi memiliki senar yang lebih banyak.
2. Drum, terdiri atas:
Bedug, adalah alat musik tabuh yang terbuat dari sepotong batang kayu besar yang telah dilubangi bagian tengahnya sehingga menyerupai tabung besar. Pada ujung batang yang berukuran besar ditutup dengan kulit binatang (biasanya kulit sapi, kerbau atau kambing). Bedug menimbulkan suara berat, rendah, tapi dapat didengar sampai jarak yang jauh.
Kendang, adalah alat musik tabuh menyerupai bedug tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil. Kendang biasanya dimainkan oleh pemain gamelan profesional. Kendang dapat dibagi menjadi empat berdasarkan ukuran dari yang terbesar sampai yang terkecil: Kendang Gending, Kendang Wayangan, Kendang Ciblon, dan Kendang Ketipung
3. Gong, terdiri dari:
Gong yang digantung. Dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu:
Gong Ageng, adalah gong terbesar dalam Gamelan Jawa dan dipercaya sebagai “roh” dalam Gamelan. Oleh karena itu, gong ini sangat dihormati. Biasanya Gong Ageng ditempatkan di belakang Gamelan.
Kempul, adalah gong gantung yang memiliki ukuran lebih kecil dari Gong Ageng.
Gong yang diletakkan diatas tali yang direntangkan pada bingkai kayu (tempat yang terbuat dari kayu ini kadang disebut “Rancakan”). Dapat dibedakan dalam 4 (empat) jenis gong, yaitu:
Bonang, adalah satu set gong yang terdiri dari sepuluh sampai empat belas gong-gong kecil dengan posisi horizontal yang tersusun dalam dua deretan. Ada dua macam Bonang, yaitu:
Bonang Barung, yaitu Bonang berukuran sedang, beroktaf tengah sampai tinggi
Bonang Panerus, yaitu Bonang berukuran kecil tetapi titi nadanya lebih tinggi satu oktaf dibandingkan Bonang Barung.
Kenong, adalah gong terbesar yang diletakkan diatas tali yang direntangkan pada bingkai kayu. Dalam beberapa Gamelan, satu bingkai kayu dapat berisi 3 (tiga) Kenong.
Ketuk dan Kempyang. Adalah gong-gong yang diletakkan di sebelah Kenong. Ketuk dan Kempyang selalu ditempatkan dalam sebuah kotak kayu
4. Metallophones, adalah alat-alat musik berbentuk bilahan / lempengan yang terdiri dari enam tau tujuh bilah, ditumpangkan pada bingkai kayu yang juga berfungsi sebagai resonator. Alat-alat musik ini dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
Saron, terdiri atas:
Saron Demung, yaitu alat musik dengan bilahan paling besar dalam keluarga Saron dan menghasilkan nada rendah. Titi nada Saron Demung lebih rendah satu oktaf dibanding Saron Barung. Saron Demung juga dapat dibedakan dalam 2 (dua) tipe: Demung Slendro dan Demung Pelog.
Saron Barung. Dibandingkan dengan Saron Demung & Saron Panerus, Saron Barung memiliki bilahan logam menengah (medium). Titi nadanya satu oktaf lebih rendah dari Saron Panerus dan satu oktaf lebih tinggi dari Saron Demung. Saron Barung juga dapat dibedakan dalam 2 (dua) tipe: Barung Slendro dan Barung Pelog.
Saron Panerus atau seringkali disebut dengan julukan Peking. Ini merupakan keluarga Saron yang paling kecil. Dibandingkan Saron Barung, Saron Panerus memiliki titi nada lebih tinggi satu oktaf. Saron Barung juga dapat dibedakan dalam 2 (dua) tipe: Panerus Slendro dan Panerus Pelog
Gender, adalah alat musik yang terdiri dari bilah-bilah metal yang ditegangkan dengan tali. Gender dapat dibedakan menjadi:
Slentem, adalah alat musik dengan bilah metal dan resonator terbesar dalam keluarga gender. Biasanya Slentem memiliki tujuh bilah dan memiliki titi nada satu oktaf dibawah Saron Demung
Gender, terdiri atas:
Gender Barung. Gender Barung memiliki bilah metal dengan ukuran sedang dalam keluarga Gender. Gender Barung memiliki titi nada satu oktaf lebih rendah dari Gender Panerus.
gender Panerus. Gender Panerus memiliki bilah-bilah yang paling kecil dalam keluarga Gender. Gender Panerus memiliki titi nada satu oktaf lebih tinggi daripada Gender Barung.
Masing-masing dari alat-alat musik (perangkat) tersebut diatas memiliki fungsi-fungsi khusus yang saling mengisi dan melengkapi sehingga menciptakan harmonisasi antara satu sama lain. Setiap alat musik sudah memiliki pakem yang tertuang dalam phatet (pembatasan wilayah nada). Dalam tulisan ini, penulis memang tidak menguraikan peran-peran dari masing-masing perangkat Gamelan tersebut diatas secara lengkap dan bagaimana cara memainkannya. Mudah-mudahan ada pembaca yang bisa memberikan tambahan tulisan sehingga kita semua menjadi jelas bagaimana alat-alat musik tersebut dimainkan sehingga dapat menghasilkan suatu warna musik gamelan yang dikenal memiliki nilai seni sangat tinggi.

Apa saja keunikan musik Gamelan dibandingkan musik-musik lain? Bagaimana aturan main dalam sebuah pagelaran musik Gamelan? Falsafah hidup seperti apa yang terkandung dalam seni musik Gamelan, yang tidak mungkin dipunyai oleh bangsa lain yang mengaku-ngaku musik ini sebagai miliknya? Lalu mengapa masih banyak orang mempercayai bahwa Gamelan memiliki suatu kekuatan magis sehingga dianggap barang pusaka dan sakral? Temukan jawaban daripertanyaan-pertanyaan tersebut dalam tulisan saya pada bagian berikutnya….Semoga berguna.

Gamelan Jawa

Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.

Kemunculan gamelan didahului dengan budaya Hindu-Budha yang mendominasi Indonesia pada awal masa pencatatan sejarah, yang juga mewakili seni asli indonesia. Instrumennya dikembangkan hingga bentuknya sampai seperti sekarang ini pada zaman Kerajaan Majapahit. Dalam perbedaannya dengan musik India, satu-satunya dampak ke-India-an dalam musik gamelan adalah bagaimana cara menyanikannya. Dalam mitologi Jawa, gamelan dicipatakan oleh Sang Hyang Guru pada Era Saka, dewa yang menguasai seluruh tanah Jawa, dengan istana di gunung Mahendra di Medangkamulan (sekarang Gunung Lawu). Sang Hyang Guru pertama-tama menciptakan gong untuk memanggil para dewa. Untuk pesan yang lebih spesifik kemudian menciptakan dua gong, lalu akhirnya terbentuk set gamelan.[rujukan?]

Gambaran tentang alat musik ensembel pertama ditemukan di Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah, yang telah berdiri sejak abad ke-8. Alat musik semisal suling bambu, lonceng, kendhang dalam berbagai ukuran, kecapi, alat musik berdawai yang digesek dan dipetik, ditemukan dalam relief tersebut. Namun, sedikit ditemukan elemen alat musik logamnya. Bagaimanapun, relief tentang alat musik tersebut dikatakan sebagai asal mula gamelan.

Penalaan dan pembuatan orkes gamelan adalah suatu proses yang kompleks. Gamelan menggunakan empat cara penalaan, yaitu sléndro, pélog, "Degung" (khusus daerah Sunda, atau Jawa Barat), dan "madenda" (juga dikenal sebagai diatonis, sama seperti skala minor asli yang banyak dipakai di Eropa.

Musik Gamelan merupakan gabungan pengaruh seni luar negeri yang beraneka ragam. Kaitan not nada dari Cina, instrumen musik dari Asia Tenggara, drum band dan gerakkan musik dari India, bowed string dari daerah Timur Tengah, bahkan style militer Eropa yang kita dengar pada musik tradisional Jawa dan Bali sekarang ini.

Interaksi komponen yang sarat dengan melodi, irama dan warna suara mempertahankan kejayaan musik orkes gamelan Bali. Pilar-pilar musik ini menyatukan berbagai karakter komunitas pedesaan Bali yang menjadi tatanan musik khas yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Namun saat ini gamelan masih digunakan pada acara-acara resmi seperti pernikahan, syukuran, dan lain-lain. tetapi pada saat ini, gamelan hanya digunakan mayoritas masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah