PERANGKAT GAMELAN JAWA
Gamelan
Jawa sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua laras (tangga nada / titi
nada), yaitu Slendro dan Pelog. Menurut mitologi Jawa, Gamelan Slendro
lebih tua usianya daripada Gamelan Pelog. Slendro memiliki 5 (lima) nada
per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 (C- D E+ G A) dengan interval yang sama atau
kalau pun berbeda perbedaan intervalnya sangat kecil. Pelog memiliki 7
(tujuh) nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 (C+ D E- F# G# A B) dengan
perbedaan interval yang besar.
Gamelan dapat dimainkan sebagai sebuah pertunjukkan musik tersendiri
maupun pengiring tarian atau seni pertunjukkan seperti Wayang Kulit dan
Ketoprak. Sebagai sebuah pertunjukkan tersendiri, musik Gamelan biasanya
dipadukan dengan suara para penyanyi (penyanyi pria disebut wiraswara
dan penyanyi wanita disebut waranggana).
Dalam masyarakat Jawa, orkestra musik Gamelan biasanya disebut
“Karawitan”. Berasal dari kata “rawit” yang berarti rumit, halus, kecil.
Mengapa disebut demikian? Karena memainkan Karawitan memang tidak
sekedar berfokus pada bunyi yang dihasilkan oleh alat musik, tapi juga
harus dapat memahami kedalaman makna dari musik yang sedang dimainkan
tersebut.Mengingat bahwa semua gendhing yang diciptakan berkorelasi
dengan kehidupan manusia sehari-hari, misalnya: ada Gendhing yang
merujuk pada keselamatan, ucapan syukur, permintaan, permohonan, dan
sebagainya. Dengan memahami kedalaman tersebut maka sang pemain Gamelan
dituntut untuk tidak memainkan alat-alat musik sekehendak hatinya,
tetapi selalu berdasarkan konteks yang ada. Inilah sebabnya mengapa
memainkan Gamelan seringkali dianggap “rumit”.
Seperangkat Gamelan biasanya terdiri dari beberapa alat musik. Dalam
sebuah Karawitan biasanya terdapat minimal 15 instrumen yang berbeda.
Alat-alat musik tersebut ada yang terbuat dari logam, besi, perunggu,
kayu, bambu, dan kulit binatang.
Pada umumnya alat-alat musik yang terdapat dalam perangkat Gamelan terdiri dari:
1. Counter-Melody, adalah alat-alat musik yangterdiri atas:
Gambang, adalah alat yang menyerupai instrument metallophone, tetapi bilah-bilahnya terbuat dari kayu atau tembaga.
Suling, adalah alat musik tiup yang biasanya terbuat dari bambu.
Dibedakan atas dua tipe: 1) suling dengan lima lubang (finger-holes)
untuk laras Pelog; 2) suling dengan empat lubang untuk laras slendro
Rebab, adalah alat musik gesek yang dapat menghasilkan suara cukup keras
Siter atau Celempung, adalah alat petik sejenis gitar tetapi memiliki senar yang lebih banyak.
2. Drum, terdiri atas:
Bedug, adalah alat musik tabuh yang terbuat dari sepotong batang kayu
besar yang telah dilubangi bagian tengahnya sehingga menyerupai tabung
besar. Pada ujung batang yang berukuran besar ditutup dengan kulit
binatang (biasanya kulit sapi, kerbau atau kambing). Bedug menimbulkan
suara berat, rendah, tapi dapat didengar sampai jarak yang jauh.
Kendang, adalah alat musik tabuh menyerupai bedug tetapi memiliki ukuran
yang lebih kecil. Kendang biasanya dimainkan oleh pemain gamelan
profesional. Kendang dapat dibagi menjadi empat berdasarkan ukuran dari
yang terbesar sampai yang terkecil: Kendang Gending, Kendang Wayangan,
Kendang Ciblon, dan Kendang Ketipung
3. Gong, terdiri dari:
Gong yang digantung. Dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu:
Gong Ageng, adalah gong terbesar dalam Gamelan Jawa dan dipercaya
sebagai “roh” dalam Gamelan. Oleh karena itu, gong ini sangat dihormati.
Biasanya Gong Ageng ditempatkan di belakang Gamelan.
Kempul, adalah gong gantung yang memiliki ukuran lebih kecil dari Gong Ageng.
Gong yang diletakkan diatas tali yang direntangkan pada bingkai kayu
(tempat yang terbuat dari kayu ini kadang disebut “Rancakan”). Dapat
dibedakan dalam 4 (empat) jenis gong, yaitu:
Bonang, adalah satu set gong yang terdiri dari sepuluh sampai empat
belas gong-gong kecil dengan posisi horizontal yang tersusun dalam dua
deretan. Ada dua macam Bonang, yaitu:
Bonang Barung, yaitu Bonang berukuran sedang, beroktaf tengah sampai tinggi
Bonang Panerus, yaitu Bonang berukuran kecil tetapi titi nadanya lebih tinggi satu oktaf dibandingkan Bonang Barung.
Kenong, adalah gong terbesar yang diletakkan diatas tali yang
direntangkan pada bingkai kayu. Dalam beberapa Gamelan, satu bingkai
kayu dapat berisi 3 (tiga) Kenong.
Ketuk dan Kempyang. Adalah gong-gong yang diletakkan di sebelah Kenong.
Ketuk dan Kempyang selalu ditempatkan dalam sebuah kotak kayu
4. Metallophones, adalah alat-alat musik berbentuk bilahan /
lempengan yang terdiri dari enam tau tujuh bilah, ditumpangkan pada
bingkai kayu yang juga berfungsi sebagai resonator. Alat-alat musik ini
dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu:
Saron, terdiri atas:
Saron Demung, yaitu alat musik dengan bilahan paling besar dalam
keluarga Saron dan menghasilkan nada rendah. Titi nada Saron Demung
lebih rendah satu oktaf dibanding Saron Barung. Saron Demung juga dapat
dibedakan dalam 2 (dua) tipe: Demung Slendro dan Demung Pelog.
Saron Barung. Dibandingkan dengan Saron Demung & Saron Panerus,
Saron Barung memiliki bilahan logam menengah (medium). Titi nadanya satu
oktaf lebih rendah dari Saron Panerus dan satu oktaf lebih tinggi dari
Saron Demung. Saron Barung juga dapat dibedakan dalam 2 (dua) tipe:
Barung Slendro dan Barung Pelog.
Saron Panerus atau seringkali disebut dengan julukan Peking. Ini
merupakan keluarga Saron yang paling kecil. Dibandingkan Saron Barung,
Saron Panerus memiliki titi nada lebih tinggi satu oktaf. Saron Barung
juga dapat dibedakan dalam 2 (dua) tipe: Panerus Slendro dan Panerus
Pelog
Gender, adalah alat musik yang terdiri dari bilah-bilah metal yang ditegangkan dengan tali. Gender dapat dibedakan menjadi:
Slentem, adalah alat musik dengan bilah metal dan resonator terbesar
dalam keluarga gender. Biasanya Slentem memiliki tujuh bilah dan
memiliki titi nada satu oktaf dibawah Saron Demung
Gender, terdiri atas:
Gender Barung. Gender Barung memiliki bilah metal dengan ukuran sedang
dalam keluarga Gender. Gender Barung memiliki titi nada satu oktaf lebih
rendah dari Gender Panerus.
gender Panerus. Gender Panerus memiliki bilah-bilah yang paling kecil
dalam keluarga Gender. Gender Panerus memiliki titi nada satu oktaf
lebih tinggi daripada Gender Barung.
Masing-masing dari alat-alat musik (perangkat) tersebut diatas memiliki
fungsi-fungsi khusus yang saling mengisi dan melengkapi sehingga
menciptakan harmonisasi antara satu sama lain. Setiap alat musik sudah
memiliki pakem yang tertuang dalam phatet (pembatasan wilayah nada).
Dalam tulisan ini, penulis memang tidak menguraikan peran-peran dari
masing-masing perangkat Gamelan tersebut diatas secara lengkap dan
bagaimana cara memainkannya. Mudah-mudahan ada pembaca yang bisa
memberikan tambahan tulisan sehingga kita semua menjadi jelas bagaimana
alat-alat musik tersebut dimainkan sehingga dapat menghasilkan suatu
warna musik gamelan yang dikenal memiliki nilai seni sangat tinggi.
Apa saja keunikan musik Gamelan dibandingkan musik-musik lain?
Bagaimana aturan main dalam sebuah pagelaran musik Gamelan? Falsafah
hidup seperti apa yang terkandung dalam seni musik Gamelan, yang tidak
mungkin dipunyai oleh bangsa lain yang mengaku-ngaku musik ini sebagai
miliknya? Lalu mengapa masih banyak orang mempercayai bahwa Gamelan
memiliki suatu kekuatan magis sehingga dianggap barang pusaka dan
sakral? Temukan jawaban daripertanyaan-pertanyaan tersebut dalam tulisan
saya pada bagian berikutnya….Semoga berguna.